Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, banyak orang mulai mempertanyakan apakah gelar sarjana masih sepenting dulu? Ataukah sertifikasi profesional kini lebih relevan di mata perekrut? Pertanyaan ini sering muncul, terutama di kalangan fresh graduate maupun profesional yang ingin beralih karier. Jawabannya tidak sesederhana “ya” atau “tidak”, karena keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Namun, penting untuk mengetahui fakta-fakta terkini agar kamu bisa mengambil keputusan yang tepat.
1. Perubahan Tren Dunia Kerja
Dulu, gelar akademik dianggap sebagai satu-satunya tiket menuju karier yang sukses. Kini, banyak perusahaan—terutama di bidang teknologi, digital marketing, dan IT, lebih mengutamakan keterampilan praktis daripada sekadar latar belakang pendidikan formal. Sertifikasi hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut.
Contohnya, beberapa perusahaan besar seperti Google, IBM, dan Tesla bahkan tidak lagi mensyaratkan gelar sarjana untuk beberapa posisi. Mereka lebih memilih kandidat dengan portofolio nyata dan sertifikasi kompetensi yang relevan dengan peran yang dibutuhkan.
2. Sertifikasi: Bukti Kompetensi Spesifik
Sertifikasi memberikan validasi bahwa seseorang memiliki keterampilan tertentu di bidangnya. Misalnya, sertifikasi seperti:
- NetCmapus, CompTIA, dan CCNA untuk IT dan jaringan komputer,
- PMP untuk manajemen proyek,
- Google Ads Certification untuk digital marketing.
Sertifikasi biasanya lebih cepat didapatkan, lebih fokus, dan lebih praktikal dibandingkan gelar yang butuh 3–4 tahun. Untuk profesi tertentu, sertifikasi bahkan menjadi syarat wajib. Misalnya, di dunia keuangan, seseorang tidak bisa bekerja sebagai akuntan publik tanpa sertifikasi CPA (Certified Public Accountant).
3. Gelar Akademik: Fondasi Teori & Networking
Namun, bukan berarti gelar akademik tidak penting. Justru, gelar memberikan dasar teori yang kuat, melatih pola pikir kritis, dan membangun kemampuan berpikir sistematis. Selain itu, masa kuliah juga menjadi tempat membangun jaringan profesional, yang bisa berdampak jangka panjang dalam perjalanan karier.
Bagi profesi seperti dokter, pengacara, atau dosen, gelar tetap menjadi syarat mutlak. Tidak ada sertifikasi yang bisa menggantikan pendidikan formal di bidang-bidang tersebut.
4. Apa yang Dicari Perusahaan?
Survei dari LinkedIn dan Glassdoor menunjukkan bahwa perusahaan saat ini lebih menghargai pengalaman kerja, kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, dan keterampilan teknis dibandingkan gelar saja. Bahkan, kombinasi antara gelar dan sertifikasi sering dianggap sebagai nilai tambah. Banyak recruiter kini menggunakan sertifikasi sebagai penyaring awal untuk memilih kandidat yang serius mengembangkan diri dan up-to-date dengan perkembangan industri.
5. Jadi Mana yang Lebih Penting?
Jawabannya tergantung tujuan karier dan bidang pekerjaanmu:
- Jika kamu ingin masuk ke dunia profesional tradisional (hukum, kedokteran, akademik), gelar tetap prioritas utama.
- Jika kamu menargetkan karier di bidang teknologi, digital, atau kreatif, sertifikasi bisa menjadi jalan cepat dan efektif.
- Dalam banyak kasus, kombinasi keduanya adalah strategi terbaik. Gelar sebagai fondasi, sertifikasi sebagai penguat dan pembeda dari kandidat lain.
Dunia kerja kini lebih fleksibel dan terbuka terhadap berbagai jalur pembelajaran. Gelar akademik bukan lagi satu-satunya penentu sukses, dan sertifikasi bisa menjadi alat untuk membuktikan skill di dunia nyata. Daripada memilih antara gelar atau sertifikasi, lebih baik tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang benar-benar dibutuhkan untuk mencapai tujuan karierku?” Jika kamu bisa menjawab itu, maka kamu akan tahu jalur mana yang paling tepat untuk ditempuh.
Link partner :





